Tokyo (ANTARA News) - Sekelompok perempuan Jepang dipimpin Niiya Takae, seorang musisi klasik asal Yokohama, bertekad memperkenalkan permainan musik angklung ke seantero Jepang, bahkan menjadikan musik tradisional dari Indonesia itu "go internasional".

"Musik angklung dapat diterima dengan mudah oleh publik Jepang, karena dibuat dari bambu yang memang cukup familiar dengan masyarakat Jepang," ujar Takae di Yokohama, Jumat.

Menurut perempuan yang mengenal angklung tujuh tahun lalu itu, musik bambu yang akan diperkenalkannya di berbagai kota di Jepang akan diikemas secara modern, sehingga menjadi musik yang modern dan tidak lagi tradisional.

"Saya memiliki visi bahwa musik angklung ini bisa 'go' internasional," ujar perempuan yang murah senyum itu.

Kamis malam )12/4) lalu, ANTARA News berkesempatan menyaksikan konser musik angklung yang di adakan di Minato Mirai Hall. Gedung pencakar langit yang menyediakan ruang konser cukup untuk menampung sekitar 500 pengunjung.

Sambutan luar biasa spontan diberikan pengunjung begitu kelompok angklung Indah Putri itu menyelesaikan permainan musiknya. Tepuk tangan tidak akan berhenti jika Takae tidak memberi isyarat untuk berhenti. Selaian itu takae juga melibatkan pemain musik dari kelompok amatir, yaitu Angklung Sareng Sami Matinpalan (ASSM).

Sebanyak 16 lagu dibawakan kelompok tersebut dengan diiringi permainan piano. Takae tampaknya mencoba memadukan musik tradisional dengan modern. Hasilnya ternyata cukup mndatangkan pujian dari penonton. Lagu bengawan Solo, dibawakan dengan atraktif dan mendapat tepuk angan meriah dari pengunjung.

Sejak 2001, mereka sudah mengadakan konser di sejumlah kota, seperti Osaka, Tokyo, dan Bali. Bulan April ini mereka juga akan mnegadakan konser ke Bali.(*)